Yang pertama ane bahas adalah icon dari negara Turki
sendiri, yaitu Masjid Biru “Blue Mosque, katanye orang Bule”. Masjid ini juga dikenal
sebagai Masjid Sultan Ahmed, kenape dinamakan Sultan Ahmed, sebab pada saat itu
Sultan Ahmed merupakan pemimpin di masa pemerintahan kekuasaannya.
Masjid Biru ini memiliki keindahan yang sangat sangat sangat luar biasa hebatnya. Dilihat dari luarnya saja sudah menampakkan keindahan yang memancar, apalagi kalau masuk ke dalam ruangannya. Ane jamin dah siapapun yang memiliki kesempatan mengunjungi ini masjid pasti bakal sujud syukur, termasuk ane hehe. Di luar halamannya saja sudah nampak keindahan yang menyejukkan hati, dimana pohon-pohon tumbuh dengan lebatnya dan tertata dengan rapi, lantai yang bersih tanpa ada sampah yang berserakan, serta ornamen-ornamen yang semakin menunjukkan kemewahan sang masjid biru.
Dan kagak salah lagi kalau ini masjid menjadi salah
satu destinasi liburan yang paling utama, juga salah satu tempat wisata yang
wajib dan kudu disambangi oleh para turis baik turis mancanegara maupun turis
lokal saat berkunjung ke Turki. Bakal nyesel dah tuh yang ke Turki kalau belum
mampir ke ini masjid. Disamping itu masjid yang juga disebut icon Turki ini
mempunyai nilai sejarah yang sangat tingggi. Yah siapun yang punya duit lebih,
minimal kagak bisa habis gitu, ajakin ane kesana dong, sumpah ane ngidam banget
pengen ke Turki. Meskipun naik odong-odong ane jabanin dah. Ah ella emmaaakkk
^^.
SEKEDAR INFO
!!
Masjid Sultan Ahmed, dalam bahasa Turki artinya Sultanahmet Camii, yaitu sebuah masjid yang terletak di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibukota Kesultanan Utsmaniyah ( 1453 - 1923). Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Biru (Blue Mosque) karena pada masa lalu interiornya didominasi oleh warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, sehingga cat tersebut dihilangkan. Hingga pada akhirnya, sekarang interior masjid ini tidak terlihat lagi berwarna biru.
Masjid ini dibangun antara tahun 1609 - 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantin/Bizantium.
Masjid Biru ini memiliki 6 menara, diameter kubah 23,5 meter dan tinggi kubah 43 meter, dan berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum.
Jarak antara masjid biru ini cukup dekat dengan Istana Topkapı yang merupakan tempat
kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853, dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan
menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.
Untuk menghormati fungsi dan kegunaan masjid itu sendiri, wisatawan yang akan memasuki masjid harus berpakaian sopan. Wanita harus mengenakan kerudung atau jilbab. Dan biasanya di pintu masjid sudah disediakan kerudung atau kain yang bisa dipakai oleh para wisatawan. Penjaga yang ada di sekitar masjid tersebut selalu siap mengingatkan di depan pintu masuk. Begitu sampai di dalam, sejumlah warga asli atau wisatawan muslim melakukan shalat, sementara untuk non muslim hanya bisa melihat dari pagar pembatas yang sudah tersedia di dalam masjid. Barulah setelah kita masuk ke dalam, kita dimanjakan berbagai desain interior di setiap penjuru masjid yang dihiasi kurang lebih 20.000 keramik berwarna biru, hijau, ungu, dan putih yang menambah dercak kagum setiap pasang mata yang memandang.
Arsitek yang membuat Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 x 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Sholat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar