Sabtu, 13 Desember 2014

TARIAN SUFI DAN JALALUDDIN RUMI (PART 2)



Kalo tadi ane udah kasih tau ente-ente pada mengenai tarian sufi, sekarang saatnya ane mengenalkan kepada ente-ente tentang siapa pencetus tarian sufi.
Langsung aja disimak ye dan tinggalkan komentar ente-ente pada.
Enjoy reading :D

Sang maestro Jalaluddin Rumi

MAULANA JALALUDDIN RUMI MUHAMMAD bin HASIN AL KHATTABI AL-BAKRI, atau yang biasa disebut Jalaluddin Rumi, seorang pria yang lahir pada tanggal 30 September 1207 di Balkh, Afganishtan dan wafat pada tanggal 17 Desember 1273 di Konya, Turki, merupakan pencetus yang mewariskan pemikiran spiritual yang telah banyak menginspirasi umat Islam. Rumi meninggalkan sebuah tarian yang bernama Tarian Sufi atau Whirling Dance. Tarian sufi sendiri merupakan salah satu inspirasi yang ditinggalkan oleh Rumi dan didalamnya terdapat beberapa perpaduan antara tradisi, sejarah, kepercayaan serta budaya Turki. 

Tak hanya itu Jalaluddin Rumi juga dikenal sebagai penyair yang disetiap tulisannya mengandung bahasa cinta yang syarat akan makna. Melalui puisi-puisi yang telah dibuatnya, Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapatkan lewat cinta, bukan hanya semata-mata lewat kerja fisik saja. Dan di dalam karya puisinya itu, Rumi menyampaikan bahwa hanya Tuhan-lah sebagai satu-satunya tujuan, tidak akan pernah ada yang menyamainya.

Menurut Profesor Zaki Saritoprak, pakar dan pemerhati pemikiran Jalaluddin Rumu dari Monash University, Australia, berpendapat bahwa kondisi dasar semua yang ada di dunia adalah berputar. Sama halnya dengan perputaran yang terjadi pada partikel, perputaran juga terjadi terhadap jalan hidup setiap manusia.

Menurutnya, setiap manusia memiliki akal dan kecerdasan yang membuatnya berbeda dan lebih utama dari ciptaan Allah SWT yang lain. Oleh sebab itulah, tarian sufi banyak didominasi oleh gerakan yang berputar-putar (menjadi ciri khas), yang juga memiliki arti bahwa tarian tersebut mengajak akal untuk menyatu dengan perputaran keseluruhan ciptaan.

Beberapa karya Jalaluddin Rumi tentang cinta dan Tuhan, antara lain yaitu :


KEMBALI PADA TUHAN


Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”

PERNYATAAN CINTA

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI

Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”


Referensi : https://addinie.wordpress.com/2011/09/16/kumpulan-puisi-dan-syair-indah-jalaluddin-rumi/

1 komentar:

  1. saya mau tanya donk tarian sufi itu dimainkan oleh berapa orang? mohon infonya donk :)

    BalasHapus